Entri Populer

Selasa, 30 November 2010

Aspek Sosbud pada setiap perkawinan



            Salah satu masalah yang kini banyak merebak di kalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka berada.

            Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat antara makanan dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak. Pola makan, misalnya, pacta dasarnya adalah merupakan salah satu selera manusia dimana peran kebudayaan cukup besar. 

           Hal ini terlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola makan tertentu, termasuk pola makan ibu hamil dan anak yang disertai dengan kepercayaan akan pantangan, tabu, dan anjuran terhadap beberapa makanan tertentu. Pada fase pertama adalah bulan madu pasangan masih menjalani hidup dengan penuh kebahagian, dan hal itu karena didasari rasa cinta diawal perkawinan. Pada fase pengenalan kenyataan, pasangan mengetahui karakteristik dan kebiasaan yang sebenarnya dari pasangan. Pada fase kedua mulai terjadi krisis perkawinan terjadi proses penyesuaian akan adanya perbedaan yang terjadi. Apabila sukses dalam menerima kenyataan maka akan dilanjutkan dengan suksesnya fase menerima kenyataan. Apabila pasangan sukses mengatasi problema keluarga dengan berapatasi dan membuat aturan dan kesepakatan dalam rumah tangga maka fase kebahagiaan sejati akan diperolehnya.
 

            Menurut aspek sosial budaya faktor pendukung keberhasilan penyesuaian perkawinan mayoritas subjek terletak dalam hal saling memberi dan menerima cinta, ekspresi afeksi, saling menghormati dan menghargai, saling terbuka antara suami istri. Hal tersebut tercermin pada bagaimana pasangan suami istri menjaga kualitas hubungan antar pribadi dan pola-pola perilaku yang dimainkan oleh suami maupun istri, serta kemampuan menghadapi dan menyikapi perbedaan yang muncul, sehingga kebahagiaan dalam hidup berumah tangga akan tercapai.
 

          Sedangkan menurut aspek sosial budaya faktor penghambat yang mempersulit penyesuaian perkawinan mayoritas subjek terletak dalam hal baik suami maupun istri tidak bisa menerima perubahan sifat dan kebiasaan di awal pernikahan, suami maupun istri tidak berinisiatif menyelesaikan masalah, perbedaan budaya dan agama diantara suami dan istri, suami maupun istri tidak tahu peran dan tugasnya dalam rumah tangga.

          Hal tersebut tercermin pada bagaimana pasangan suami istri menyikapi perubahan, perbedaan, pola penyesuaian yang dimainkan dan munculnya hal-hal baru dalam perkawinan, yang kesemuanya itu dirasa kurang membawa kebahagiaan hidup berumah tangga, sehingga masing- masing pasangan gagal dalam menyesuaikan diri satu sama lain.

http://miamisland.blogspot.com/2010/03/aspek-sosial-budaya-pd-setiap.html

aspek sosbud terhadap pembangunan kesehatan


aspek sosbud terhadap pembangunan kesehatan
                Perngertian  kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,jiwa, dan sosial yang mungkin setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis . pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan , pengobatan, atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
 
                Data terakhir menunjukan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan seperti: askes,taspen,dan jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap teranaktirikan dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang. dalam hubungan kesehatan berhubungan dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.
  • Konsep sehat dan sakit menurut budaya masyarakat
konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-faktor lain di luar kenyataan klinis uyang mempengaruhinya terutama faktpr sosial budaya.kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat di pahami dalam konteks pengertian yang lain.
           
definisi sakit : seseorang di katakan akit apabila ia menderita penyakit nenahu(kronis)atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas/kegiatan terganggu.walaupun seseorang sakit(istilah sehari-hari)seperti masuk angin,pilek,tetapi tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya,maka ia dianggap tidak sakit.
 

  • Peran seorang bidan
Menjadi seorang bidan bukanlah hal yang mudah. seorang bidan harus siap fisik maupun mental, karena tugas seorang bidan sangatlah berat. Di Indonesia ini jumlah bidan memang sedikit , tetapi untuk pelosok daerah masih banyak masyarakat yang belum paham akan arti dari bidan . Bidang yang siap mengabdi di kawasan pedesaan artinya  ia juga harus siap dengan konsekuensi yang akan terjadi. Tidak mudah mengubah pola pikir ataupun kebiasaan masyarakat. Apalagi masalah proses persalinan.

  • Upaya Pemerintah Dalam Pembangunan Kesehatan
Untuk mencapai sasarabn millenium development goals(MDGs) yaitu angka kematian ibu(AKI) sebesar  102 per 100.000 kelahiran hidup (KH) dan angka kematian bayi (AKB)menjadi 23 per 1.000 KH pada tahun 2015,perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja keras karena kondisi saat ini,AKI 307 per 100.00 KH dan AKB 34 per 1.000 KH. hal ini sambutan menkes yang di bacakan sekretaris jenderal kementrian kesehatan dr.ratna rosita hendardji,MPH dalam kampanye program  perencanaan persalinan pencegahan komplikasi(P4K) dan pengunaan buku KIA,bekerja sama dengan solidaritas istri kabinet bersatu(SIKIB),di jakarta (3/2/2010).


http://kandrawilko.blogspot.com/2009/01/persepsi-sosial-dan-budaya-kesehatan.html

Minggu, 28 November 2010

kesehatan ibu

            Berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah pelayanan kesehatan ibu dan anak yang meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, keluarga berencana, kesehatan reproduksi, pemeriksaan bayi, anak balita dan anak prasekolah sehat.

             Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003 angka kematian ibu di Indonesia masih berada pada angka 307 per 100 ribu kelahiran. Tingginya angka kematian ibu dan bayi sebesar 307 per 100 ribu kelahiran hidup, menjadi salah satu indikatornya buruknya pelayanan kesehatan ibu dan anak. Kendati berbagai upaya perbaikan serta penanganan telah dilakukan, namun disadari masih diperlukan berbagai dukungan.     Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat proses reproduktif per 100.000 kelahiran hidup.Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo. 1985).
             Kemudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan dinyatakan per 100.000 kelahiran hidup, dengan membagi angka kematian dengan angka fertilitas    umum.Jumlah Kematian Ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan pada daerah dan     tahun     tertentu.Jumlah kelahiran Hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun tertentu,didaerahtertentu. Konstanta= 1000 bayi lahir hidup.
Sebab kematian ibu adalah :
•Perdarahan
•Hipertensi
•Infeksi
             Perdarahan yang dapat menyebabkan kematian ibu terdiri atas perdarahan post partum, perdarahan berkaitan abortus, perdarahan akibat kehamilan ektopik, perdarahan akibat lokasi plasenta abnormal atau ablasio plasenta (plasenta previa dan absupsio plasenta), dan perdarahan karena ruptur uteri.Hipertensi yang dapat menyebabkan kematian ibu terdiri atas hipertensi yang diinduksi kehamilan dan hipertensi yang diperberat kehamilan. Hipertensi umumnya disertai edema dan proteinuria (pre eklamsia). Pada kasus berat disertai oleh kejang-kejang dan koma (eklamsia).feksi nifas atau infeksi panggul post partum biasanya dimulai oleh infeksi uterus atau parametrium tetapi kadang-kadang meluas dan menyebabkan peritonitis, tromboflebitis dan bakteriemia.
    Alasan menurunnya angka kematian ibu :
• Transfusi darah
• Anti mikroba
• Pemeliharaan cairan elektrolit, keseimbangan asam-basa pada komplikasi- komplikasi serius kehamilan dan persalinan.
      
Aspek budaya di kalangan masyarakat terhadap kesehatan Ibu
Berikut budaya yang ada di beberapa daerah  terhadap kesehatan ibu hamil :
1.    Jawa Tengah :
•    bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan  mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak.
2.    Jawa Barat :
•    ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan.
3.    Masyarakat Betawi :
•    berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin.
4.    Daerah Subang :
•    ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring yang besar karena khawatir bayinya akan besar sehingga akan mempersulit persalinan. Dan memang, selain ibunya kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah.Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi. Selain itu, larangan untuk memakan buah-buahan seperti pisang, nenas, ketimun dan lain-lain bagi wanita hamil juga masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat terutama masyarakat di daerah pedesaan. (Wibowo,1993).


          Selain pada masa hamil, pantangan-pantangan atau anjuran masih diberlakukan juga pada masa pasca persalinan. Pantangan ataupun anjuraan ini biasanya berkaitan dengan proses pemulihan kondisi fisik misalnya, ada makanan tertentu yang sebaiknya dikonsumsi untuk memperbanyak produksi ASI; ada pula makanan tertentu yang dilarang karena dianggap dapat mempengaruhi kesehatan bayi. Secara tradisional, ada praktek-praktek yang dilakukan oleh dukun beranak untuk mengembalikan kondisi fisik dan kesehatan si ibu , Misalnya mengurut perut yang bertujuan untuk mengembalikan rahim ke posisi semula; memasukkan ramuan-ramuan seperti daun-daunan kedalam vagina dengan maksud untuk membersihkan darah dan cairan yang keluar karena proses persalinan; atau memberi jamu tertentu untuk memperkuat tubuh (Iskandar et al., 1996).


Aspek sosial di kalangan masyarakat terhadap kesehatan Ibu
  Pemilihan dukun beranak sebagai penolong persalinan pada dasarnya disebabkan karena beberapa alasan antara lain dikenal secara dekat, biaya murah, mengerti dan dapat membantu dalam upacara adat yang berkaitan dengan kelahiran anak serta merawat ibu dan bayi sampai 40 hari. Disamping itu juga masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan kesehatan yang ada. Walaupun sudah banyak dukun beranak yang dilatih, namun praktek-praktek tradisional tertentu rnasih dilakukan. lnteraksi antara kondisi kesehatan ibu hamil dengan kemampuan penolong persalinan sangat menentukan hasil persalinan yaitu kematian atau bertahan hidup.
         Penyebab klasik kematian ibu akibat melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia (kejang-kejang yangberlebihan). Kondisi-kondisi tersebut bila tidak ditangani secara tepat dan profesional dapat berakibat fatal bagi ibu dalam proses persalinan. Namun, kefatalan ini sering terjadi tidak hanya karena penanganan yang kurang baik tepat tetapi juga karena ada faktor keterlambatan pengambilan keputusan dalam keluarga.
        Umumnya, terutama di daerah pedesaan, keputusan terhadap perawatan medis apa yang akan dipilih harus dengan persetujuan kerabat yang lebih tua; atau keputusan berada di tangan suami yang seringkali menjadi panik melihat keadaan krisis yang terjadi. Kepanikan dan ketidaktahuan akan gejala-gejala tertentu saat persalinan dapat menghambat tindakan yang seharusnya dilakukan dengan cepat.
         Selain dari faktor keterlambatan dalam pengambilan keputusan,adanya suatu keyakinan dan sikap pasrah dari masyarakat bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan takdir yang tak dapat dihindarkan.

aspek sosial budaya selama persalinan kala I,II,III,IV

            Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang amat perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin. Memahami perilaku perawatan kehamilan (ante natal care) adalah penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri.

             Di Indonesia, masih banyak ibu-ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka merasa tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter. Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka. Resiko ini baru diketahui pada saat persalinan yang sering kali karena kasusnya sudah terlambat dapat membawa akibat fatal yaitu kematian.

              Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi. Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan. Sementara, kegiatan mereka sehari-hari tidak berkurang ditambah lagi dengan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan yang sebenamya sangat dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin. Tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama di daerah pedesaan. Dikatakan pula bahwa penyebab utama dari tingginya angka anemia pada wanita hamil disebabkan karena kurangnya zat gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan darah.
             Di daerah pedesaan, kebanyakan ibu hamil masih mempercayai dukun beranak untuk menolong persalinan yang biasanya dilakukan di rumah. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa masih terdapat praktek-praktek persalinan oleh dukun yang dapat membahayakan si ibu. Penelitian Iskandar dkk (1996) menunjukkan beberapa tindakan/praktek yang membawa resiko infeksi seperti "ngolesi" (membasahi vagina dengan rninyak kelapa untuk memperlancar persalinan), "kodok" (memasukkan tangan ke dalam vagina dan uterus untuk rnengeluarkan placenta) atau "nyanda" (setelah persalinan, ibu duduk dengan posisi bersandardan kaki diluruskan ke depan selama berjam-jam yang dapat menyebabkan perdarahan dan pembengkakan
           Pemilihan dukun beranak sebagai penolong persalinan pada dasarnya disebabkan karena beberapa alasan   antara lain dikenal secara dekat, biaya murah, mengerti dan dapat membantu dalam upacara adat yang berkaitan dengan kelahiran anak serta merawat ibu dan bayi sampai 40 hari. Disamping itu juga masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan kesehatan yang ada. Walaupun sudah banyak dukun beranak yang dilatih, namun praktek-praktek tradisional tertentu rnasih dilakukan. lnteraksi antara kondisi kesehatan ibu hamil dengan kemampuan penolong persalinan sangat menentukan hasil persalinan yaitu kematian atau bertahan hidup.

            Secara medis penyebab klasik kematian ibu akibat melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia (keracunan kehamilan). Kondisi-kondisi tersebut bila tidak ditangani secara tepat dan profesional dapat berakibat fatal bagi ibu dalam proses persalinan. Namun, kefatalan ini sering terjadi tidak hanya karena penanganan yang kurang baik tepat tetapi juga karena ada faktor keterlambatan pengambilan keputusan dalam keluarga. Terutama di daerah pedesaan, keputusan terhadap perawatan medis apa yang akan dipilih harus dengan persetujuan kerabat yang lebih tua; atau keputusan berada di tangan suami yang seringkali menjadi panik melihat keadaan krisis yang terjadi. Kepanikan dan ketidaktahuan akan gejala-gejala tertentu saat persalinan dapat menghambat tindakan yang seharusnya dilakukan dengan cepat.
Ada suatu kepercayaan yang mengatakan minum rendaman air rumput Fatimah akan merangsang mulas. Memang, rumput Fatimah bisa membuat mulas pada ibu hamil, tapi apa kandungannya belum diteliti secara medis. Jadi, harus dikonsultasikan dulu ke dokter sebelum meminumnya. Soalnya, rumput ini hanya boleh diminum bila pembukaannya sudah mencapai 3-5 cm, letak kepala bayi sudah masuk panggul, mulut rahim sudah lembek atau tipis, dan posisi ubun-ubun kecilnya normal.Jika letak ari-arinya di bawah atau bayinya sungsang, tak boleh minum rumput ini karena sangat bahaya. Terlebih jika pembukaannya belum ada, tapi si ibu justru dirangsang mulas pakai rumput ini, bisa-bisa janinnya malah naik ke atas dan membuat sesak nafas si ibu. Mau tak mau, akhirnya dilakukan jalan operasi.

Kelancaran persalinan sangat tergantung faktor mental dan fisik si ibu
1.    Faktor fisik berkaitan dengan bentuk panggul yang normal dan seimbang dengan besar bayi
2.    Faktor mental berhubungan dengan psikologis ibu, terutama kesiapannya dalam melahirkan. Bila ia takut dan cemas, bisa saja persalinannya jadi tidak lancar hingga harus dioperasi. Ibu dengan mental yang siap bisa mengurangi rasa sakit yang terjadi selama persalinan.

3.    Faktor lain yang juga harus diperhatikan: riwayat kesehatan ibu, apakah pernah menderita diabetes, hipertensi atau sakit lainnya; gizi ibu selama hamil, apakah mencukupi atau tidak; dan lingkungan sekitar, apakah men-support atau tidak karena ada kaitannya dengan emosi ibu. Ibu hamil tak boleh cemas karena akan berpengaruh pada bayinya. Bahkan, berdasarkan penelitian, ibu yang cemas saat hamil bisa melahirkan anak hiperaktif, sulit konsentrasi dalam belajar, kemampuan komunikasi yang kurang, dan tak bisa kerja sama.

Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan bayi baru lahir

          Seorang bayi yang baru lahir umumnya mempunyai berat sekitar 2.7 – 3.6 kg dengan panjang 45 – 55 cm. Tetapi ia akan kehilangan sampai 10 % dri berat tubuhnya dalam hari-hari setelah kelahiran. Kemudian pada akhir minggu pertama berat tubuhnya akan mulai naik kembali.Karenanya, tidaklah mengherankan jika seorang bayi yang baru lahir memerlukan beberapa minggu untuk menyesuaikan diri. Sebuah selaput keras menutupi dua titik lunak dari kepala disebut fontonel. Dimana tulang-tulang tengkorak belum menyatu dan meutup dengan sempurna. Fontonel anterror.
     
Pengertian Bayi Yang Baru Lahir (BBL)
BBL ialah bayi yang baru lahir dengan berat badan saat lahir < 2500 g. Istilah BBLR digunakan oleh WHO untuk mengganti istilah bayi prematur. Untuk mendapatkan keseragaman, pada kongres “EUROPEAN PERINATAL MEDICINE II’ di Londong tahun 1970, diusulkan defenisi sebagai berikut :
1) Bayi kurang bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37 minggu (249 hari)
2) Bayi cukup bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37 sampai empat puluh dua minggu (259 sampai 293 hari)
3) Bayi lebih bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih).
Dengan pengertian tersebut, maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dipakai 2 golongan :
a.Prematuritos murni bayi dengan kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai untuk masa kehamilan itu biasa disebut dengan neonatus kurang bulan sesuai dengan masa kehamilan (NKB SMK)
b. Drs. Maturitas bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk kehamilan itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB- SMK). Berarti bayi mengalami gangguan intra uterine dan merupakan bayi yang kecil masa kehamilan (KMK)
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hiduponya, bayi berat lahir rendah dibedakan dalam 3 kelompok :
a.Bayi berat lahir rendah (BBLR) , berat lahir 1500 – 2500 gram.
b.Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), bert lahir 1000 – 1500 gram (<1500 gram)
c.Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER), berat lahir <1000 gram.

Bayi berat lahir rendah dipengaruhi dari beberapa faktor :
1.Faktor-faktor yang berkaitan dengan ibu seperti: umur ibu, umur kehamilan, paritos, berat badan dan tinggi badan, status gizi (nutrisi), anemia, kebiasaan minum alkohol dan merokok, penyakit-penyakit keadaan tertentu waktu hamil (misalnya anemia, pendarahan dan lain-lain), jarak kehamilan, kehamilan ganda, riwayat abortus.
2.Faktor janin meliputi kehamilan kembar dan kelainan bawaan
3.Faktor-faktor bayi seperti jenis kelain dan ras
4.Faktor lingkungan seperti pendidikan dan pengetahuan ibu, pekerjaan, dan status sosial ekonomi dan budaya
5.Pelayanan kesehatan (antenatal cores)

Daftar Pustaka
http://wanipintar.blogspot.com/2009/06/aspek-sosial-budaya-dasar-pada-bayi.html

Jumat, 26 November 2010

pendorong dan pembangunan

  Kondisi dan status kesehatan perempuan Indonesia masih rendah hal ini terlihat dari beberapa indikator Angka Kematian Ibu (AKI) saat ini masih tertinggi dibanding negara-negara lain di ASEAN. Permasalahan tersebut disebabkan oleh permasalahan seperti status kesehatan reproduksi, status gizi ibu sebelum dan selama kehamilan, pendidikan, tingkat ekonomi keluarga yang rendah serta status dan kedudukan perempuan yang rendah dalam keluarga dan masyarakat.
   Ironisnya, masyarakat, media massa, politikus bahkan insan kesehatan masih memandang hak kesehatan hanya pada hak untuk memperoleh pelayanan kuratif dirumah sakit  dan puskesmas .Padahal,hak untuk menikmati hidup sehat jauh lebih luas daripada sekedar hak akan pelayanan kuratif.salah satu jaminan dari Negara bahwa segala akses informasi tentang kesehatan dan ketersediannya harus terpenuhi bagi segala lapisan masyarakat.
   Kesehatan perempuan sebagai sebuah investasi merupakan cerminan dari pentingnya SDM yang produktif. Di beberapa Negara maju yang menggunakan konsep sehat produktif, sehat adalah sarana atau alat untuk hidup sehari-hari secara produktif. Upaya kesehatan harus diarahkan untuk dapata membawa setiap penduduk memiliki kesehatan yang cukup agar bisa hidup produktif.
PERMASALAHAN UMUM KESEHATAN
          1. Disparitas status kesehatan
Disparitas adalah perbedaan; jarak: adanya upah yang diterima oleh para pekerja pabrik itu. Di Indonesia yang sungguh kaya luar biasa ini,status Menghalangi pemiliknya untuk mendapatkan hak kesehatan yang layak. , masyarakat, media massa, politikus bahkan insan kesehatan masih memandang hak kesehatan hanya pada hak untuk memperoleh pelayanan kuratif dirumah sakit  dan puskesmas . "Meskipun secara nasional kualitas kesehatan masyarakat telah meningkat namun disparitas antar tingkat sosial ekonomi dan antar wilayah masih cukup tinggi," katanya.
2.Beban Ganda penyakit
Bagi masyarakat Indonesia khususnya, penyakit memiliki beban ganda,yang pertama adalah rasa sakit yang diderita dan Uang yang cukup banyak Untuk mengatasi masalah penyakit yang dideritanya. Hal ini memberikan dampak negative pada Pasien yang bersangkutan, karena keterbatasan dana, mereka mendapatkan keterbatasan Pelayanan kesehatan.
          3.Kinerja Pelayanan yang rendah
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, menilai kinerja pelayanan kesehatan masih rendah terutama di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan pulau-pulau terluar. "Padahal kinerja kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan penduduk," katanya, malam ini. Agung Laksono, menjelaskan hal itu merupakan tantangan pembangunan kesehatan di Indonesia yang memerlukan dukungan semua elemen bangsa.
          4.Perilaku masyarakat yang kurang mendukung hidup Bersih
Dewasa ini sikap masyarakat Indonesia juga sama buruknya dengan system yang mengatur kesehatan.Jika anda berkunjung ke Jakarta misalnya, lihatlah sungai disana kini sungai di Jakarta mengalami perubahan fungsi, fungsi sungai bukan lagi menjadi tata perairan kota tapi tempat sampah umum. Belum lagi ada masyarakat yang MCK di sungai, begitu pula di sebagian wilayah pedesaan Indonesia kesadaraan akan pentingnya kesehatan belum kita temukan di masyarakat kita.
          5.Rendahnya Kondisi kesehatan lingkungan
Rendahnya Pembangunan Ekonomi yang belum merata adalah biang keladi pokok masalah ini.hal tersebut menimbulkan kesenjangan soasial Baik Papan,sandang dan pangan. Pertanyaan mengapa kesehatan lebih banyak dialamai oleh orang tak berpunya, mungkin jawabannya adalah karena lingkungan tempat tinggal yang buruk.
           
LANGKAH LANGKAH YANG HARUS DITEMPUH
1. Pembangunan Berwawasan Kesehatan
2..)mengelola masyarakat
3.) diluar system kesehatan
2.)Determinan kesehatan

Pendekatan Melalui kesenian

Istilah seni pada mulanya berasal dari kata Ars (latin) atau Art (Inggris) yang artinya kemahiran. Ada juga yang mengatakan kata seni berasal dari bahasa belanda yang artinya genius atau jeniusManusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang di anugerahi pikiran, perasaan dan kemauan secara naluriah memerlukan prantara budaya untuk menyatakan rasa seninya, baik secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif.Dalam kegiatan apresiatif, yaitu mengadakan pendekatan terhadap kesenian seolah kita memasuki suatu alam rasa yang kasat mata. Kesenian sebagai karya kasat mata, perwujudannya itu adalah merupakan wadah pembabaran ide yang bersifat batiniah dalam mengadakan pendekatan terhadap kesenian seluruh panca indera kita, khususnya penglihatan perabaan dan perimbangan kita terlibat dengan asiknya terhadap bentuk kesenian itu yang terdiri dari aneka warna, garis, bidang, tekstur dan sebagainya yang bersifat lahiriah itu untuk lebih jauh menghayati isi yang terbabar dalam karya kesenian itu serta ide yang melantar belakangi kehadirannya.Maka itu dalam mengadakan pendekatan terhadap kesenian kita tidak cukup hanya bersimpati terhadap kesenian itu, tetapi lebih dari itu yaitu secara empati. Empati berasal dari kata yunani berarti merasa dengan. Jadi dalam menghayati suatu karya seni secara empati berarti kita menempatkan diri kita ke dalam karya seni itu.
Yang menjadi sumber apresiasi seni : 
a. Kepekaan eksistensi yang berkembang pada diri masing-masing yang tidak disadari sesuai dengan lingkungan yang membinanya.
b. Pengetahuan kesenian yang meliputi pengetahuan mengenai karya seni, sejarah seni, perkembangan kesenian dan estetika manusia. Hakikat karya seni adalah wujud dari hasil dan usaha untuk mengungkapkan gagasan persepsi citreu pemecahan bentuk dan penemuan-penemuan baru. Hakekat karya seni adalah wujud dari hasil dan usaha.

. Peranan Seni
a. Seni sebagai kebutuhan.
Dalam memenuhi kebutuhan hidup maka manusia melengkapi dirinya dengan berbagai perlengkapan dan peralatan sebagai penunjang atau pelengkap untuk penyempurnaan pekerjaannya.
b. Seni sebagai ungkapan gagasan dan alat komunikasi
1)            Sebagai ungkapan gagasan
Untuk mengungkapkan buah pikiran dalam suatu wujud yang nyata dapat ditanggapi atau dipergunakan oleh orang lain.
2)            Alat komunikasi
Berisi pesan yang diinformasikan pada orang lain, masyarakat baik dalam bentuk buah pikiran, perasaan maupun segala harapan dapat juga berupa pernyataan kritik ketidaksetujuan atau ketidaksepahaman biasanya diungkapkan dalam bentuk karton dan nyanyian dalam drama modern.

Nilai Filosofi dalam Pembangunan

Pembangunan nasional pada dasarnya memiliki arti penting dan strategis dalam kehidupan bangsa Indonesia. Disebabkan karena pembangunan hukum nasional merupakan upaya untuk mewujudkan cita-cita nasional sebagaimana yang disyaratkan pada pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Pembangunan harus dikembangkan dengan memperhitungkan kemampuan penduduk agar seluruh penduduk dapat berpartisipasi aktif dalam dinamika pembangunan tersebut. Sebaliknya, pembangunan tersebut baru dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk dalam arti yang luas.Dan juga keadaan dan kondisi kependudukan yang ada sangat mempengaruhi dinamika pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Jumlah penduduk yang besar jika diikuti dengan kualitas penduduk yang memadai akan merupakan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi.
Sebaliknya jumlah penduduk yang besar jika diikuti dengan tingkat kualitas yang rendah, menjadikan penduduk tersebut sebagai beban bagi pembangunan.Apa yang dapat dipelajari dari krisis ekonomi yang berlangsung saat ini adalah bahwa Indonesia telah mengambil strategi pembangunan ekonomi yang tidak sesuai dengan potensi serta kondisi yang dimiliki.
Pembangunan harus dikembangkan dengan memperhitungkan kemampuan penduduk agar seluruh penduduk dapat berpartisipasi aktif dalam dinamika pembangunan tersebut. Sebaliknya, pembangunan tersebut baru dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk dalam arti yang luas.Dan juga keadaan dan kondisi kependudukan yang ada sangat mempengaruhi dinamika pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.

Mitos dalam Kehamilan

Kesehatan anak sekarang ini sangan memprihatinkan. Banyak sekali kasus anak-anak yang terkena penyakit tertentu karena tidak tercukupi kebutuhan gizinya. Seperti banyak anak-anak di pelosok desa yang orangtuanya hanya sekedar memberi kebutuhan gizi sekedarnya saja pada anak mereka.
Pada zaman sekarang ini perkembangan tekhnologi medis kian canggih. Meski demikian, secanggih apapun tekhnilogi yang berkembang tidak menghilangkan sejumlah mitos yang diyakini masyarakat. Bahkan mitos yang ada justru lebih dipercaya ketimbang nasehat dokter.
Terutama mitos mengenai kesehatan anak, orang zaman dahulu mempercayai bahwa jika melakukan sesuatu yang telah lama dilakukan oleh pendahulunya maka mereka juga akan melakukan itu pada anak-anak mereka. Padahal ini melah akan menjadi penghambat kesehatan anak. Sehingga anak mudah sekali terserang penyakit.
•    Mitos yang berkembang di masyarakat
1.    Jika rambut anak anda basah maka anak anda akan masuk angin
Faktanya, pakar kesehatan Jims Scars mengatakan dari riset yang dilakukan di Ingggris dimana setengah kelompok anak dibiarkan dalam ruangan yang hangat sedangkan sisanya berada di lorong dengan kondisi basah kuyup. Setelah beberapa jam, kelompok yang brada di lorong tidak mengalami pilek atau flu. ”kedinginan belum tentu mempengaruhi system kekebalan secara langsung”.

2.    Anak perlu makan ketika kedinginan dan meminum banyak air ketika demam.
Hal yang seharusnya adalah menjaga cairan tubuh merupakan hal terpenting yang harus dilakukan, ketika seseorang banyak cairan maka semakin mudah terkena penyakit. Meski demikian, anak tidak perlu mengkonsumsi minuman elektrolit bila tidak mengalami dehidrasi atau diare.

3.    Anak akan kehilangan 75%  panas tubuh melalui kepala.
Mitos macam itu berkembang karena keharusan kepala bayi yang baru lahir ditutupi ketika cuaca dingin. Hal itu dibenarkan, karena kepala bayi memiliki prosentase lebih besar daripada bagian tubuh lainnya. Akan tetapi, ketika sudah besar, keluarnya panas melalui kepala kepala hanya 10%, sisanya panas tubuh keluar melalui kaki, lengan dan tangan.
•    Mitos tentang vitamin sangat perlu diketahui agar tak salah langkah..
1.    Anak kurus karena kurang vitamin
Orang sering berpikir, anak yang gemuk dan lincah pastilah sehat. Padahal belum tentu, lho. Anak gemuk belum tentu cukup vitamin. Pasalnya, tubuh yang besar relatif butuh makanan lebih banyak. "Bisa jadi, anak yang gemuk tersebut kurang darah alias mengidap anemia."
2.    Nafsu makan hilang, cekok saja dengan vitamin
Sering, kan, kita lihat orang tua yang sembarangan mencekokkan vitamin pada anaknya yang sulit makan. "Mencekokkan vitamin dianggap bisa mengembalikan nafsu makan anak. Padahal, hilangnya nafsu makan anak disebabkan banyak hal, seperti karena sakit tenggorokan, sariawan, gigi tumbuh, gigi copot, anak flu, atau terkena TBC," ujar Ghazali.

3.    Vitamin membuat anak lebih cerdas
Vitamin memang bisa membuat anak cerdas, namun tetapi prosesnya tentu saja tidak langsung. Cerdas itu terjadi karena anak mengalami perkembangan. Misalnya cepat bicara, berjalan, bermain, dan lainnya.

MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAA

Kita sering mendengar jenis-jenis masyarakat, seperti masyarakat desa dan masyarakat kota. Jelas desa dan kota mempunyai mempunyai perbedaan baik secara fisik dan secara sosial.
Perbedaanya masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan adalah dalam lingkup atau lingkungan social misalnya yaitu adalah bedanya dalam menanggapi seseorang ,, bila pada masyarakat pedesaan itu bisa saling mengerti dan juga bisa saling gotong royong dan sebagainya ,, tetapi bila masyarakat perkotaan itu memandang seseorang kebanyakan adalah dari status social nya misalnya dari seseorang itu dari kalangan mana ,, atau dari banyaknya materi yang di peroleh dari orang tersebut..
Masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan masing-masing dapat diperlakukan sebagai sistem jaringan hubungan yang kekal dan penting, serta dapat pula dibedakan masyarakat yang bersangkutan dengan masyarakat lain. Jadi perbedaan atau ciri-ciri kedua masyarakat tersebut dapat ditelusuri dalam hal lingkungan umumnya dan orientasi terhadap alam, pekerjaan, ukuran komunitas, kepadatan penduduk, homogenitas-heterogenotas, perbedaan sosisal, mobilitas sosial, interaksi sosial, pengendalian sosial, pola kepemimpinan, ukuran kehidupan, solidaritas sosial, dan nilai atau sistem lainnya.
Tetapi  kita dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut:
Masyarakat Pedesaan :
1).Perilaku homogen
2).Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
3).Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status .
4).Isolasi sosial, sehingga statik
5).Kesatuan dan keutuhan kultural
6).Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
7). Kolektivisme
Masyarakat Kota:
1). Perilaku heterogen
2).Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
3).Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
4).Mobilitassosial,sehingga dinamik
5).Kebauran dan diversifikasi kultural
6).Birokrasi fungsional dan nilai-nilaisekular
7).Individualisme
Biasanya Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan itu terleteak pada eratnya hubungan tersebut ,, kalau pada masyarakat pedesaan itu biasanya lebih erat dan lebih mengerti satu sama lain ,, karena mereka kebanyakan tidak menyandang status social nya dalam melihat seseorang ,, sebaliknya jika pada masyarakat kota ,, biasanya mementingkan nilai” yang individualisme karena pada masyarakat kota banyak yang mementingkan derajat terhadap materi nya itu sendiri ,, atau dengan kata lain banyak mementingkan ‘gengsi’ atau egonya masing” ..

Seni dan Paguyuban

Dalam memberikan praktek pelayanan kebidanan perlu kita lakukan pendekatan diantaranya pendekatan melalui agama, kesenian tradisi, paguyuban serta dengan cara-cara lainnya. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat menerima bahwa pelayanan atau informasi yang diberikan petugas bukanlah sesuatu yang tabu.

          Kesenian dikenal dengan rasa keindahan karena diperuntuhkan guna melengkapi kesejahteraan hidup. Rasa keindahan yang dirasakan dapat dimiliki dan disalurkan oleh setiap orang. Hakikat karya seni adalah wujud dari hasil dan usaha.
A.    Cara – cara pendekatan bidan dalam wilayah banjar Bali
a.    Menggerakan dan membina peran serta masyarakat. Dalam bidang kesehatan, dengan melakukan penyuluhan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan kesehatan setempat.
b.    Pemerintah memberikan, menerapkan, dan menjalankan PosKesDes ( Pos Kesehatan Desa ), yang ditunjukan kepada seluruh masyarakat setempat, dan terjangkau sampai ke daerah pwdalaman.
c.    Gunapenyuluhan masyarakat bertujuan dapat mnghasilkan perubahan perilakuyang lestari untuk keluarganya, individu keluarga dan masyarakat itu sendiri.
d.    Penyuluhan kesehatan Masyarakat ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat .
e.    Membana dan memberikan bimbingan dan tekhnis kepaa kader termaksud dukun, ( peran bidan sebagai pendidik ). Bersama kelompok dan masyarakat menanggulangi masalah kesehatankhususnya yang berhubungan dengan kesehatan para ibu, anak, dan KB.

      Untuk itu dengan seni diharapkan akan memberikan dampak positif dalam mengatasi stress tersebut baik sterssfisik maupun batin. Misalnya;menyanyi, menciptakan lagu, seni memahat/patung,melukis dll

B.    Pendekatan dalam system paguyuban 

      Paguyuban atau Gemeinschaft adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para warganya di warnai dengan hubungan-hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal,serta jauh dari pamrih-pamrih ekonomi.




Menurut Ferdinand tones cirri-ciri pokok dari paguyuban antara lain :

1 Intimate : hubungan menyeluruh yang mesra
2 Private : hubungan bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja
3 Exclusive : bahwa hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja
   dan tidak untuk orang lain diluar “kita”

Sedangkan secara umum cirri-ciri paguyuban yaitu :
1.Adanya hubungan perasaan kasih sayang
2.Adanya keinginan untuk meningkatkan kebersamaan
3.Tidak suka menonjolkan diri
4.Selalu memegang teguh adat lama yang konservatif
5.Sifat gotong royong masih kuat
6.Hubungan kekeluargaan masih kental.


           Jadi panguyuban adalah bentuk kehidupan “bersama dimana dimana anggotanya dekat oleh hubungan batin yang murni bersifat alamiah serta bersifat kekal

Masa Nifas

Aspek merupakan  suatu hal yang mendasar. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sanserketa yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Ilmu Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi–fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan/dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya. Masa nifas merupakan salah satu masa yang penting dalam suatu tahapan pada kehidupan seorang perempuan. Namun, dewasa ini banyak aspek-aspek sosial budaya yang mempengaruhi

Adapun berbagai macam-macam aspek sosial budaya pada masa nifas baik di masyarakat desa maupun masyarakat kota
1.    Macam-macam aspek sosial budaya pada masa nifas pada masyarakat  kota
•    Pada masa nifas dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan lele, keong, daun lembayung, buah pare, nenas, gula merah, dan makanan yang berminyak.
Adapun dampak negative akan dilarangnya mengkonsumsi telur, daging, udang, ikan laut keong, daun lembayung, buah pare, nanas, gula merah dan makanan yang berminyak adalah dapat merugikan karena pada masa nifas ibu  membutuhkan makanan yang bergizi seimbang agar ibu dan bayi menjadi sehat dan dampak positif dari larangan ini tidak ada.

•    Setelah melahirkan atau setelah operasi, ibu hanya boleh makan tahu dan tempe tanpa garam atau biasa disebut dengan ngayep, dilarang banyak makan dan minum, dan makanan harus disangan / dibakar sebelum dikonsumsi. Adapun dampak negative pada ibu apabila setelah melahirkan atau di operasi hanya dapat mengkonsumsi tahu dan tempe tanpa garam dan makanan harus dibakar sebelum di konsumsi adalah dapat merugikan karena dapat menghambat penyembuhan luka karena pada dasarnya makanan yang sehat akan mempercepat penyembuhan luka dan dampak positif dari larangan ini tidak ada.

•     Pada masa nifas, ibu dilarang tidur siang
Adapun dampak negative dari dilarangnya seorang ibu tidur siang, ibu menjadi kurang istirahat sedangkan pada masa ini seorang ibu harus cukup istirahat dan mengurangi kerja berat karena tenaga yang tersedia sangat bermanfaat untuk kesehatan ibu dan bayi dan dampak akan dilarangnya seorang ibu untuk tidur siang tidak ada.

•    Pada  masa nifas dan saat menyusui, ibu  harus puasa, tidak makan makanan yang padat setelah waktu maghrib.
Dampak positif : Hal ini dibenarkan karena dalam faktanya masa nifas setelah maghrib dapat menyebabkan badan masa nifas mengalami penimbunan lemak,disamping itu organ-organ kandungan pada masa nifas belum pulih kembali.
Dampak negative : ibu menjadi kurang nutrisi sehingga produksi ASI menjadii berkurang

•     Masa nifas tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari.
Dampak positif : tidak ada
Dampak negative : Hal ini tidak perlu karena masa nifas dan bayi baru lahir (pemberian imunisasi) harus periksa kesehatannya sekurang-kurangnya 2 kali dalam bulan pertama yaitu umur 0-7 hari dan 8-30 hari

•     Ibu setelah melahirkan dan bayinya harus dipijat/ diurut, diberi pilis / lerongan dan tapel.
Dampak positif : jika pijatannya benar maka peredaran darah ibu dan bayi menjadii lancar
Dampak negative : pijatan yang salah sangat berbahaya karena dapat merusak kandungan. Pilis dan tapel dapat merusak kulit bagi yang tidak kuat / menyebabkan alergi.
•     Masa nifas harus minum abu dari dapur dicampur air, disaring, dicampur garam dan asam diminumkan supaya ASI banyak.
Dampak positif : tidak ada
Dampak negative : karena abu, garam dan asam tidak mengandung zat gizi yang diperlukan oleh ibu menyusui untuk memperbanyak produksi ASI nya.

•     Masa nifas tidak diperbolehkan berhubungan intim
Dampak positif : dari sisi medis, sanggama memang dilarang selama 40 hari pertama usai melahirkan. Alasannya, aktivitas yang satu ini akan menghambat proses penyembuhan jalan lahir maupun involusi rahim, yakni mengecilnya rahim kembali ke bentuk dan ukuran semula. Contohnya infeksi atau malah perdarahan. Belum lagi libido yang mungkin memang belum muncul ataupun pengaruh psikologis, semisal kekhawatiran akan robeknya jahitan maupun ketakutan bakal hamil lagi.
dampak negative : tidak ada

Aspek social budaya pada masa nifas pada daerah yang lain :

1. Harus pakai sandal kemana pun Bufas pergi, selama 40 hari.
2. Harus memakai Stagen/udet/centing. (positif)
3. Minum jamu, agar rahim cepat kembali seperti semula.
4. Pakai lulur param kocok seluruh badan, biar capek pada badannya cpat ilang.
5. Tidak boleh bicara dengan keras-keras
6. tiap pagi harus mandi keramas, biar badannya cepat segar dan peredaran darah lancar.
7. kalau tidur/duduk kaki harus lurus. Tidak boleh di tekuk/posisi miring, hal itu dapat mempengaruhi posisi tulang, cos tulang bufas seperti bayi baru melahirkan/mudah terkena Varises.
8. Harus banyak makanan yang bergizi atau yang mengandung sayur-sayuran.
9. Tidak usah memakai perhiasan, karena dapat mengganggu aktifitas Bayi.

Fase dalam Kehamilan

  Di Indonesia masih banyak banyak ibu-ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah, dan kodrati. Mereka merasa tidak penting untuk periksa ke dokter atau bidan. Hal ini menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor  resiko tinggi  yang mungkin dialami oleh mereka. Salahsatunya adalah kematian.
               Faktor-faktor permasalahan pada kehamilan :
1.    Rendahnya tingkat pendidikan
2.    Kurangnya informasi
3.    Pernikahan usia dini
4.    Masalah gizi
          Data Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1992 menunjukkan 65% persalinan ditolong oleh dukun beranak. Beberapa penelitian  yang pernah dilakukan menggungkapkan bahwa masih terdapat praktek-praktek persalinan oleh dukun yang dapat membahayakan si ibu. Pemilihan dukun beranak pada dasarnya disebabkan karena beberapa alas an antara lain dikenal secara dekat, biaya murah, mengerti dan dapet membantu merawat ibu dan bayi sampai 40 hari.
Masa kehamilan dibagi ke dalam 3 trimester. Tiga fase ini antara lain :
Trimester I (minggu 1 – 12)
Pada masa ini biasanya ibu hamil masih bertanya-tanya, apakah benar telah hamil? Tanda-tanda kehamilan awal seperti mual dan muntah karena perubahan hormon terjadi di trimester ini. Perubahan kebiasaan seperti merokok, minum alkohol, harus dihentikan di masa ini. Mulailah minum susu khusus ibu hamil sejak awal kehamilan. Pelajari juga pantangan makanan dan minuman untuk ibu hamil muda.
•    Periode Germinal (Minggu 0 – 3)
o    Pembuahan telur oleh sperma terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama menstruasi terakhir.
o    Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uterus (endometrium).
•    Periode Embrio (Minggu 3 – 8 )
o    Sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk.
o    Mata, mulut dan lidah terbentuk. Hati mulai memproduksi sel darah.
o    Janin berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar
•    Periode Fetus (Minggu 9 – 12)
o    Semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkait.
o    Aktivitas otak sangat tinggi.
Trimester II (minggu 13 – 28)
Mual dan muntah mulai menghilang. Bayi berkembang pesat pada masa ini dan mulai bergerak. Olah raga ringan, menjaga kebersihan dan diet ibu hamil diperlukan di masa ini.
•    Pada minggu ke-18 ultrasongrafi sudah bisa dilakukan untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar.
•    Jaringan kuku, kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke 20 – 21
•    Indera penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup.
•    Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm.

Trimester III (minggu 29 – kelahiran)
Tubuh ibu hamil makin terlihat membesar. Kadang ibu hamil harus berlatih menarik nafas dalam untuk memberikan oksigen yang cukup ke bayi. Ibu hamil perlu istirahat yang cukup, jangan berdiri lama-lama, dan jangan mengangkat barang berat pada masa ini.
•    Semua organ tumbuh sempurna
•    Janin menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi (‘nendang’, ‘nonjok’) serta periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa bangun.
•    Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna.
•    Pada bulan ke-9, janin mengambil posisi kepala di bawah, siap untuk dilahirkan.
•    Berat bayi lahir berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50 cm.


         Secara medis penyebab kematian ibu akibat  melahirkan adalah pendarahan, infeksi dan eklamsia (keracunan kehamilan) karena terlambat mengambil keputusan dalam keluarga. Selain itu factor geografis dan kendala ekonomi, terlambat mencari pertolongan juga adanya sikap pasrah.
        Beberapa kepercayaan yang ada misalnya di Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak. Sementara di salah satu daerah di jawa barat, ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi makanannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan.  Di masyarakat betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin. Contoh lain di daerah subang, ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring  yang besar karena khawatir bayinya akan besar sehingga akan mempersulit persalinan
       Secara tradisional, ada praktek-praktek yang dilakukan oleh dukun beranak untuk mengembalikan kondisi fisik dan kesehatan si ibu. Misalnya mengurut perut yang bertujuan untuk menggembalikan rahim ke posisi semula seperti memasukan ramuan-ramuan seperti daun-daunan kedalam vagina dengan maksud untuk membersihkan darah dan cairan yang keluar karena proses persalinan atau member jamu tertentu untuk memperkuat tubuh

Tujuan Pembangunan Masyarakat

Kesehatan adalah unsur vital dan meruoakan elemen konstituif dari kehidapan seseorang . kesehatan juga komponen pembangunan yang memiliki nilai “investatif” hal ini dikarenakan berbicara tenteng kesehatan maka akan membicarakan tentang ketersediaan Sumber Daya Manusia yang produktif tentunya . pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Harapan bangsa Indonesia tahun 2010
1.    Hidup dalam lingkungan yang sehat.
2.    Mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat.
3.    Mampu menyediakan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu.
4.    Memiliki derajat kesehatan yang tinggi.

Upaya mencapai visi Indonesia Sehat 2010
1.    Pembangunan nasional berwawasan kesehatan
2.    Profesionalisme
3.    Jaminan pemeliharahan kesehatan masyarakat
4.    desentralisasi

Beberapa problem mendasar dalam pembangunan kesehatan diantaranya;
    Upaya Kesehatan
Upaya kesehatan di Indonesia belum terselenggara secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Kualitas pelayanan rumah sakit sebagai sarana pelayanan rujukan dirasakan sangat kurang. Tidak heran bila derajat kesehatan masyarakat di Indonesia belum memuaskan.

    Pembiayaan Kesehatan
Tidak meratanya anggaran kesehatan dari masing-masing daerah akibat desentralisasi. Dana  pemerintah lebih banyak dialokasikan pada upaya kuratif dan sementara itu besarnya dana yang dialokaisikan untuk upaya promotif dan prevetif sangat terbatas.

    Sumber Daya Manusia Kesehatan
Mutu SDM Kesehatan masih membutuhkan pembenahan. Hal ini tercermin dari rendahnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan.

    Pemberdayaan Masyarakat
Pembangunan kesehatan di Indonesia dilaksanakan dengan pemberdayaan dengan masyrakat. Untuk itu berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat banyak didirikan, antara lain dalam bentuk Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa, serta Pos Upaya Kesehatan Kerja.

    Manajeman Kesehatan
Manajeman kesehatan pun dianggap mengecewakan, inkonsistensi antara pengambilan dan implementasikebijakan pembangunan kesehatan menjadi salahsatu kendala mencapai tujuan pembangunan kesehatan.